Minggu, 17 April 2011

KAWASAN KONSERVASI BATU LARVA SEBAGAI LOKASI WISATA ALAM ANDALAN MASA DEPAN KINTAMANI



Bali, memang sudah tak asing lagi sebagai daerah wisata yang banyak diminati para wisatawan dalam dan luar negeri. Keindahan alamnya menakjubkan dan memiliki daya tarik tersendiri. Kintamani memiliki kawasan konservasi yang tak kalah indahnya dengan lokasi lain yang lebih dulu dikenal dan diminati pengunjung. Batu larva yang mendominasi kawasan Hutan Wisata Gunung Batur dan Bukit Payang bagai gelombag batu dengan segala keunikannya memiliki daya tarik tersendiri sebagai lokasi wisata andalan masa depan.

Panorama alam Gunung Batur
PENDAHULUAN
                Indonesia merupakan salah satu Negara yang dianugrahi dengan kekayaan dan keindahan alamnya yang tersebar di berbagai wilayah. Diantaranya terdapat dalam kawasan konservasi di seluruh Indonesia,  yang memiliki potensi sebagai industri wisata alam sangat bervariasi, tersebar dalam 535 unit dengan luas total mencapai lebih dari 28 juta ha. Secara kuantitatif di Indonesia terdapat 210 lokasi kawasan konservasi,  salah satunya di Hutan Wisata Danau Batur Bukit Payang, Bali.
                Bentang alam, dan gejala alam memang memiliki daya tarik tersendiri,  dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Potensi tersebut ada di perairan/pantai, pegunungan, dataran rendah, karst dan masih banyak lokasi lainnya yang dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan, baik sebagai lokasi wisata khusus maupun wisata umum.  Kawasan konservasi khas berupa lahan yang didominasi oleh bebatuan larva hasil letusan Gunung Batur  terdapat di Kintamani memiliki daya tarik tersendiri dan jarang ditemui di daerah lain. Keunikan tersebut tentunya merupakan modal dalam pengelolaan dan pegembangan selanjutnya sebagai lokasi pariwisata andalan masa depan
 Kawasan konservasi Indonesia memiliki banyak daya tarik yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Maka perlu dilakukan pengembangan sebagai lokasi pariwisata alam, tentunya dengan dukungan para pihak secara serius dan terencana dengan baik. Sehingga pengelolaan kawasan konservasi sebagai pengembangan pariwisata alam dapat memberikan andil yang diharapkan dalam sektor pariwisata di Indonesia. Selanjutnya dengan pendekatan tersendiri memberikan peluang usaha guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

Panorama Danau Batur
POTENSI KAWASAN
                Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang terletak di Desa Penelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Dati II Bangli, Provinsi Bali.  Berjarak sekitar 70 km dari Kota Denpasar, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 321/Kpts/Um/11/1982 tanggal 10 Nopember 1982 dengan luas kurang lebih 2075 hektar.
Sebelah barat kawasan terdapat Gunung Batur (1717 m dpl) dan dusun Yeh Mampeh, sebelah Timur terdapat Gunung Abang (2125 m dpl) dan Danau Batur, Desa Sangon, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kedisan, dan sebelah Utara dengan Desa Sangan. Keadaan topografi Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang bervariasi mulai landai pada bagian timur di sekitar danau dan jalan raya menuju Toya Bungkah, berbukit pada bagian barat menuju sisi utara Gunung Batur dan daerah yang curam sampai terjal pada sekitar pinggang Gunung Batur dengan didominasi hamparan batuan larva dan dengan ketinggian antara 1200-1717 m dpl.
 Jenis-jenis flora/tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan ini yang sebagian besar berasal dari hutan tanaman adalah jenis Akasia  (Acasia sp) Puspa (Schima noronhaea), dan sebagian kecil dari jenis tanaman Cemara (Casuarina equisetirofolia) Ampupu Eucalyptus uraphylla), Waru (Hibiscus tiliaceaus), Dapdap (Erytrima variegate). Sedangkan untuk jenis Fauna /satwa yang terdapat di kawasan ini sebanyak 30 jenis, antara lain Ayam Hutan (Gallus varius), Tekukur (Streptopelia chinensis), Terocok (Gouvier ahalis), Kacer Copsycus saularis), Musang (Paradaxurus hermoproditus), Landak (Hystrix branchura), Trenggiling (Manis javanica)  dan Tupai (Tuoaia javanica)
Sedangkan potensi wisata alam pada kawasan tersebut antara lain hutan ini memiliki udara yang sejuk dan mempunyai panorama yang sangat indah dan unik karena dari kawasan ini dapat dilihat keindahan Gunung Batur dan danaunya, daya tarik lainnya adanya budaya yang menarik dari masyarakat di Desa Terunyam. Terdapat rute pendakian ke Gunung Batur maupun tracking dan hiking, lokasi berkemah dan memancing.
Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang yang didominasi dengan hamparan batu larva dengan segala keunikannya. Bebatuan berwarna hitam kecoklat-coklatan tersebut diselingi tumbuhan alang-alang dan lumut hingga aneka tanaman perdu lainnya yang menambah keindahan panorama alam kawasan tersebut. Batuan yang berasal dari larva letusan Gunung Batur  tersebut kiranya mempunyai nilai ekonomi tersendiri. Terbukti pada dekade terkahir sering terjadi pencurian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan kurang mengerti akan arti sebuah kawasan konservasi sebagai lingkungan yang seharusnya dilindungi segala potensi yang ada di sekitarnya.
Batu-batu yang unik tersebut dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang dapat menghasilkan uang. Maka dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Daerah TK II Bangli bekerjasama dengan BKSDA dan pihak terkait lainnya berupaya untuk menghentikan gangguan pencurian batu-batu larva tersebut. Melakukan pendekatan dan pembinaan kepada masyarakat daerah penyangga melalui berbagai kegiatan, seperti pembuatan kebun sayuran maupun buah-buahan, melaksanakan penanaman berbagai jenis tanaman kehutanan dan kegiatan lain yang sekiranya bermanfaat bagi masyarakat sekitar serta dapat memberikan perlindungan kawasa tersebut.
Dengan potensi yang ada dan dapat memberikan keuntungan ekonomi maupun lingkungan dimasa depan secara bersama dan berkelanjutan, maka lokasi tersebut diuapayakan sebagai daerah wisata alam Bali bagian Timur.

Kawasan batu larva dengan latar belakang Gunung Abang
PENGEMBANGAN SEBAGAI LOKASI WISATA ALAM
                Bali, terkenal akan keindahan alamnya dan merupakan daerah kunjungan wisata yang banyak digemari wisatawan dari berbagai wilayah. Pemerintah Daerah maupun masyarakat di Bali sejak dahulu mendukung dan berjalan secara bersama dalam pengembangan dan pengelolaan daerah sebagai lokasi wisata. Kebersamaan tersebut banyak menarik pihak lain bekerjasama guna melaksanakan bisnis dalam bidang pariwisata alam.
Kawasan konservasi batu larva di Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang memiliki potensi yang unik guna mendukung pengembangan pariwisata alam dimasa depan sebagai salah satu andalan dalam menarik wisatawan berkunjung ke kawasan tersebut pada khususnya dan Bali pada umumnya. Hal itu tentunya bermanfaat dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat sekaligus dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Kintamani dan masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Pendekatan dan pembinaan masyarakat daerah penyangga oleh petugas yang bekerjasama dengan tokoh masyarakat sekitar membuahkan hasil. Kesadaran secara bersama akan lingkungan  kini mulai memberikan perlindungan bebatuan yang ada  dari para pencuri. Sementara kegiatan penanaman berbagai jenis sayur dan buah-buahan memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat dalam menambah pendapatan ekonomi bagi keluarganya.  Pembangunan jalan raya melewati kawasan tersebut merupakan akses yang baik dalam mendukung pariwsiata alam di sekitarnya.

Gelombang batu larva yang khas dan unik
Budaya khas masyarakat di Desa Terunyam yang telah lama dikenal turut memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan  untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam bebatuan yang unik di sekitarnya.  Koordinasi maupun kerjasama para pihak mulai dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir. Strategi dan perencanaan berbagai pembangunan ramah lingkungan melibatkan pihak investor bidang pariwisata, antara lain pembangunan shelter-shelter sebagai tempat peristirahatan bagi wisatawan guna menikmati keunikan dan keindahan panorama alam bebatuan larva. Jalan setapak sebagai sarana tracking dan hiking bagi wisatawan yang gemar akan tantangan.  Disisi lain berbagai jenis tanaman sayur dan buah-buahan di tepian danau atau di sekitar jalan raya menambah daya tarik sebagai lokasi wisata agro diantara bebatuan larva dengan bergelombang terjal nan unik.
Batu-batu yang akrab dengan sebagian masyarakat Bali sebagai salah satu bahan seni patung maupun jenis pahat lainnya yang telah turun temurun, memberikan inspirasi tersendiri bagi pemda untuk memberikan kesempatan kepada seniman yang kental dengan keindahan dalam keahlian pahatan khas sebagai cirri budaya Bali. Sudut-sudut tertentu dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik bebatuan larva dengan aneka bentuk dan ukuran patung, tentunya tidak mengubah dan merusak keindahan beserta lingkungannya. Hal tersebut dapat memberdayakan masyarakat dengan aneka souvenir khas Bali lainnya yang memang sudah dikenal oleh wisatawan yang datang.
Kawasan konservasi batu larva memang merupakan kawasan yang jarang dijumpai di tempat lain. Untuk itu perlu dikelola dengan optimal agar bermanfaat dan dapat mendukung perekonomian daerah maupun masyarakat sekitar. Salah satu yang dapat dikembangkan dalam kawasan tersebut adalah sebagai lokasi pariwisata alam. Tapi yang berwawasan lingkungan dan dapat berlangsung secara berkelanjutan, baik untuk lingkungan itu sendiri maupun sebagai salah satu andalan devisa Negara khususnya pemerintah daerah, sekaligus peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyrakat di dalam maupun di sekitar kawasan. 
Kawasan Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang selanjutnya akan menambah keramaian dan kunjungan wisatawan dalam kawasan pariwisata di Kintamani. Ribuan hektar lahan dengan gelombang batu larva yang berbukit-bukit tersebut memberikan warna tersendiri diantara lokasi wisata alam lainnya yang telah ada. Terlebih Indonesia sedang gencarnya melaksanakan program kunjungan tahun wisata di berbagai wilayah, yang salah satunya adalah Bali sebagai daerah andalan melalui sektor pariwisata.


Batu larva Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang


Jalan raya diantara lahan berbatu larva
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
-      Di Provinsi Bali terdapat kawasan konservasi yang memiliki kekhasan dan keindahan alamnya melalui dominasi batu larva. Ribuan hektar lahan dengan aneka bentuk serta ukuran batu akibat larva dari Gunung Bartur tersebut menimbulkan keunikan bagai gelombang batu yang indah. Yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi baru dan andalan pariwisata Kintamani dimasa depan.
-      Upaya Pemda dan BKSDA Bali dalam pendekatan dan pembinaan masyarakat daerah penyangga beberapa tahun terakhir dengan berbagai kegiatan, kiranya telah mengubah pola hidup yang lebih baik sekaligus kesadaran dalam memberikan perlindungan terhadap alam lingkungan di sekitarnya. Sehingga kawasan konservasi batu larva tidak lagi mendapat gangguan yang berarti dari para pencuri seperti waktu-waktu yang lalu.
-      Bersama pihak swasta berupaya menjadikan kawasan konservasi tersebut sebagai lokasi wisata alam yang khas dan banyak diminati pengunjung dari berbagai daerah.

Saran-saran
-      Perlu dibentuk Pokja dari berbagai pihak terkait dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi batu larva sebagai lokasi andalan, dan bermanfaat bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
-      Perencanaan yang matang dan berwawasan lingkungan diperlukan dalam pengelolaan sebuah kawasan konservasi sebagai pengembangan lokasi pariwisata alam.
-      Pembangunan sarana dan prasarana seperti shelter-shelter di sekitar jalan raya perlu dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan, keunikan serta kesejukan kawasan konservasi batu larva tersebut sebagai lokasi wisata alam yang mempesona dan banyak dimiati wisatawan. Selanjutnya fasilitas lain yang diperlukan sesuai rencana pengelolaan yang berwawasan lingkungan.
-      Pengembangan wisata alam tersebut kiranya perlu melibatkan masyarakat, terlebih yang potensial dalam keahlian seni pahat. Hal tersebut dapat diberdayakan dalam pembuatan berbagai jenis patung menarik di sudut-sudut tertentu guna mendukung pengembangan sekaligus daya tarik khas lokasi wisata alam batu larva tersebut.
-      Kegiatan penanaman buah-buahan dan sayuran oleh masyarakat daerah penyangga masih perlu ditingkatkan lagi. Sehingga akan lebih mampu menarik wisatawan datang ke kawasan tersebut, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dari bidang agro wisata.  



Petugas saat santai di sekitar kawasan batu larva






Rabu, 23 Maret 2011

KERAJINAN BUAH BULIN

Buah bulin sebagai bahan baku kerajinan

Pohon bulin

          Lahirnya kerajinan buah bulin diawali sekelompok pemuda yang tergabung dalam Arsel Community sejak memperingati Hari Sumpah Pemuda wilayah Sijuk, Belitung 28 Oktober 2010. Kelompok pemuda dengan anggota sekitar 60 orang tersebut diketuai oleh Adi Darmawan (33 thn), bergerak dalam berbagai kegiatan guna menyelamatkan lingkungan di sekitarnya. Juga memberikan peluang kerja dan usaha kepada pemuda maupun masyarakat lainnya melalui aneka usaha kreatif.  Bekerjasama dengan pemerintah daerah guna membantu masyarakat melakukan penanaman di lahan-lahan kosong dan terlantar baik dalam kegiatan hutan rakyat maupun turus jalan. Saat ini telah membangun hutan rakyat seluas 40 ha dengan tanaman sengon, mahoni dan eucalyptus. Juga bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan membangun kolam ikan baik sebagai budidaya maupun lokasi pemancingan.

Asbak dengan bentuk satwa
          Kerajinan buah bulin memberikan wadah dan peluang bagi pemuda berbakat dan kreatif dalam bidang kerajinan. Berbagai bentuk kerajinan dihasilkan, dan kini telah membuat sekitar sepuluh jenis kerajinan baik sebagai benda pakai maupun, benda hias maupun sebagai souvenir seperti asbak, tempat korek, gantungan kunci, miniatur satwa, motor, sepeda dan lain sebagainya. Kulit buah bulin yang bertekstur dan unik tersebut memberikan warna dan daya tarik tersendiri bagi penggemar barang-barang kerajinan tangan. Keunikan tersebut membawa hasil dalam lomba kerajinan asli Indonesia di Jakarta, menduduki peringkat dua terbaik yang memberikan peluang tempat pemasaran selanjutnya, sebuah showroom di Blok M Plaza gratis selama satu tahun.
          Bentuk miniatur berbagai satwa dan alat transportasi dari buah bulin memang terlihat unik namun mengagumkan, keterampilan perajin dari desa Air Selumar tersebut membuahkan hasil dalam meningkatkan pendapatan perekonomian bagi diri maupun keluarganya. Bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengikuti pameran di berbagai event baik di Belitung sendiri maupun di kota-kota lain. Hal tersebut tentunya dapat mengangkat nama daerah melalui bentuk kerajinan yang memang memiliki bahan yang belum pernah dijumpai di tempat lain. Kreatifitas melalui bentuk-bentuk ketajinan oleh pemuda memberikan nuansa baru dalam blantika kerajinan Indonesia, terlebih bentuk-bentuk tersebut hadir dengan alat seadanya secara manual yang mengandalkan ketekunan perajin dalam mengolah bahan untuk dijadikan sebuah bentuk kerajinan melalui kterampilan jemari tangannya.

Miniatur kera
          Kekhasan kerajinan buah bulin oleh komunitas pemuda tentunya masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Perhatian secara serius dari pemerintah daerah serta bantuan para pihak terkait masih diperlukan guna meningkatkan kreatifitas sekaligus perekonomian mereka. Agar kerajinan buah bulin yang kini telah turun gunung tersebut dapat tetap bertahan dan diakui diantara bentuk-bentuk kerajinan lain yang telah hadir,  dikenal dan banyak digemari orang secara berkelanjutan. Sementara pohon Bulin akan tetap ada dan tumbuh di habitatnya Gunung Paramon.


          Utuk tetap mempertahankan keberadaan pohon Bulin, serta berlangsungnya kegiatan kerajinan buah bulin maka dilaksanakan juga pembibitan serta penanaman bibit pohon Bulin oleh petugas yang telah ditunjuk oleh komunitas pemuda. Petugas tersebut tentunya yang berpengalaman dalam memilih buah bulin, baik sebagai bibit maupun sebagai bahan kerajinan. Hal tersebut guna menghindari hal-hal yang dapat mengganggu pohon beserta buah bulin dan lingkungan sekitarnya yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit yang ada dan tumbuh secara alami, sehingga kelestariannya akan terhambat.
          Kepedulian masyarakat beserta pemuda di Air Selumar akan lingkungan alamnya merupakan sebuah upaya positif guna melindungi dan melestarikan potensi yang ada secara berkelanjutan.  Disisi lain memberikan manfaat ekonomi yang tinggi dalam sebuah wadah kelompok perajian dengan kreatifitasnya menjadikan buah bulin sebagai suatu bentuk unik yang dapat menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Belitung khususnya. Karena produk-produk kerajinan buah bulin tersebut kini semakin banyak diminati dan banyak pemesan yang datang ke gallery sebagai pusat pembuatan dan penjualan kerajinan buah bulin.
          Modal usaha guna mempercepat produksi dengan mengganti peralatan manual dengan peralatan modern perlu dilakukan, sehingga pesanan dan pemasaran akan semakin mudah dan cepat diselesaikan sesuai permintaan. Disini mungkin perlu nya peran bapak angkat sebagai pemberi modal sebagai pinjaman lunak kepada kelompok perajin tersebut agar kreatifitas perajin tidak mandeg hanya karena pemasaran barang kerajinan berhenti ditempat dan lambat menghasilkan uang sehingga sulit bagi mereka meningkatkan pendapatan dari kerja usaha sebagai perajin buah bulin.
          Apabila kegiatan kerajinan oleh kelompok pemuda tersebut berhenti tentunya amat disayangkan dan potensi besar yang ada akan lenyap tertelan bersama hilangnya sebuah bentuk dan warna khas daerah yang terlahir dalam bentuk kerajinan tangan rakyat Indonesia, khususnya Belitung.  Bentuk-bentuk kerajinan buah bulin lahir dari ide-ide kreatif  para pemuda yang memang telah memiliki keahlian dalam mengolah kulit buah bulin menjadi benda yang lebih menarik, unik dan tentunya memiliki nilai seni tersendiri, baik sebagai benda pakai maupun benda hias atau souvenir, juga memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi para perajin buah bulin di desa Air Selumar tersebut.

Miniatur vespa
Para perajin memanfaatkan berbagai ukuran maupun tekstur dari buah bulin dalam produk yang disesuaikan. Hal tersebut mudah dikerjakan dan tentunya memberikan hasil yang baik dan menarik sesuai dengan keinginan maupun fungsi daripada benda dimaksud agar mudah diterima oleh para penggemar barang kerajinan khususnya dari buah bulin. Hasil kerajinan tentunya tersebut memiliki aneka daya tarik baik yang bersifat natural dan etnis maupun dengan aneka corak warna serta bentuk yang menarik. Warna-warna natural yang ada dimanfaatkan sehingga menimbulkan  warna tersendiri. Sehingga kerajinan  tersebut memiliki kesan bagi orang yang melihatnya, karena bentuknya yang indah, unik, etnis namun terlihat exklusif, terlebih bentuk-bentuk kerajinan buah bulin itu masih sulit didapat di tempat lain atau di pasaran seperti souvenir yang kini menjamur di berbagai tempat penjualan barang kerajinan.
Produksi kerajinan buah bulin oleh kelompok masyarakat di Air Selumar, Sijuk, Kabupaten Belitung kiranya sebuah upaya yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut agar kegiatan tersebut dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat secara berkesinambungan bagi masyarakat di sekitarnya. Tentunya masih perlu adanya kerjasama dengan pihak l terkait yang dapat memberikan pembinaan hingga kegiatan tetap dapat berjalan dengan baik hingga  masa akan datang secara turun temurun.

Miniatur sepeda
Disisi lain tanaman Bulin di Gunung Paramon dan sekitarnya  yang semakin berkurang habitusnya tentu dapat dipertahankan serta dilestarikan lebih lanjut.  Sehingga keseimbangan konservasi dan pemanfaatannya dapat terjaga dengan baik. Lahan-lahan yang kosong dan terlantar dapat dikelola secara optimal dengan tanaman bulin tersebut. Dan dipihak lain masyarakat dapat bekerjasama dengan pihak terkait dalam pengelolaannya agar lingkungan dapat bertahan secara lestari bersama peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar melalui kegiatan kerajinan buah bulin. (daniel,2011)

KERAJINAN BUAH BULIN

Buah bulin sebagai bahan baku kerajinan

Pohon bulin

          Lahirnya kerajinan buah bulin diawali sekelompok pemuda yang tergabung dalam Arsel Community sejak memperingati Hari Sumpah Pemuda wilayah Sijuk, Belitung 28 Oktober 2010. Kelompok pemuda dengan anggota sekitar 60 orang tersebut diketuai oleh Adi Darmawan (33 thn), bergerak dalam berbagai kegiatan guna menyelamatkan lingkungan di sekitarnya. Juga memberikan peluang kerja dan usaha kepada pemuda maupun masyarakat lainnya melalui aneka usaha kreatif.  Bekerjasama dengan pemerintah daerah guna membantu masyarakat melakukan penanaman di lahan-lahan kosong dan terlantar baik dalam kegiatan hutan rakyat maupun turus jalan. Saat ini telah membangun hutan rakyat seluas 40 ha dengan tanaman sengon, mahoni dan eucalyptus. Juga bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan membangun kolam ikan baik sebagai budidaya maupun lokasi pemancingan.

Asbak dengan bentuk satwa
          Kerajinan buah bulin memberikan wadah dan peluang bagi pemuda berbakat dan kreatif dalam bidang kerajinan. Berbagai bentuk kerajinan dihasilkan, dan kini telah membuat sekitar sepuluh jenis kerajinan baik sebagai benda pakai maupun, benda hias maupun sebagai souvenir seperti asbak, tempat korek, gantungan kunci, miniatur satwa, motor, sepeda dan lain sebagainya. Kulit buah bulin yang bertekstur dan unik tersebut memberikan warna dan daya tarik tersendiri bagi penggemar barang-barang kerajinan tangan. Keunikan tersebut membawa hasil dalam lomba kerajinan asli Indonesia di Jakarta, menduduki peringkat dua terbaik yang memberikan peluang tempat pemasaran selanjutnya, sebuah showroom di Blok M Plaza gratis selama satu tahun.
          Bentuk miniatur berbagai satwa dan alat transportasi dari buah bulin memang terlihat unik namun mengagumkan, keterampilan perajin dari desa Air Selumar tersebut membuahkan hasil dalam meningkatkan pendapatan perekonomian bagi diri maupun keluarganya. Bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengikuti pameran di berbagai event baik di Belitung sendiri maupun di kota-kota lain. Hal tersebut tentunya dapat mengangkat nama daerah melalui bentuk kerajinan yang memang memiliki bahan yang belum pernah dijumpai di tempat lain. Kreatifitas melalui bentuk-bentuk ketajinan oleh pemuda memberikan nuansa baru dalam blantika kerajinan Indonesia, terlebih bentuk-bentuk tersebut hadir dengan alat seadanya secara manual yang mengandalkan ketekunan perajin dalam mengolah bahan untuk dijadikan sebuah bentuk kerajinan melalui kterampilan jemari tangannya.

Miniatur kera
          Kekhasan kerajinan buah bulin oleh komunitas pemuda tentunya masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Perhatian secara serius dari pemerintah daerah serta bantuan para pihak terkait masih diperlukan guna meningkatkan kreatifitas sekaligus perekonomian mereka. Agar kerajinan buah bulin yang kini telah turun gunung tersebut dapat tetap bertahan dan diakui diantara bentuk-bentuk kerajinan lain yang telah hadir,  dikenal dan banyak digemari orang secara berkelanjutan. Sementara pohon Bulin akan tetap ada dan tumbuh di habitatnya Gunung Paramon.


          Utuk tetap mempertahankan keberadaan pohon Bulin, serta berlangsungnya kegiatan kerajinan buah bulin maka dilaksanakan juga pembibitan serta penanaman bibit pohon Bulin oleh petugas yang telah ditunjuk oleh komunitas pemuda. Petugas tersebut tentunya yang berpengalaman dalam memilih buah bulin, baik sebagai bibit maupun sebagai bahan kerajinan. Hal tersebut guna menghindari hal-hal yang dapat mengganggu pohon beserta buah bulin dan lingkungan sekitarnya yang dapat mengganggu pertumbuhan bibit yang ada dan tumbuh secara alami, sehingga kelestariannya akan terhambat.
          Kepedulian masyarakat beserta pemuda di Air Selumar akan lingkungan alamnya merupakan sebuah upaya positif guna melindungi dan melestarikan potensi yang ada secara berkelanjutan.  Disisi lain memberikan manfaat ekonomi yang tinggi dalam sebuah wadah kelompok perajian dengan kreatifitasnya menjadikan buah bulin sebagai suatu bentuk unik yang dapat menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Belitung khususnya. Karena produk-produk kerajinan buah bulin tersebut kini semakin banyak diminati dan banyak pemesan yang datang ke gallery sebagai pusat pembuatan dan penjualan kerajinan buah bulin.
          Modal usaha guna mempercepat produksi dengan mengganti peralatan manual dengan peralatan modern perlu dilakukan, sehingga pesanan dan pemasaran akan semakin mudah dan cepat diselesaikan sesuai permintaan. Disini mungkin perlu nya peran bapak angkat sebagai pemberi modal sebagai pinjaman lunak kepada kelompok perajin tersebut agar kreatifitas perajin tidak mandeg hanya karena pemasaran barang kerajinan berhenti ditempat dan lambat menghasilkan uang sehingga sulit bagi mereka meningkatkan pendapatan dari kerja usaha sebagai perajin buah bulin.
          Apabila kegiatan kerajinan oleh kelompok pemuda tersebut berhenti tentunya amat disayangkan dan potensi besar yang ada akan lenyap tertelan bersama hilangnya sebuah bentuk dan warna khas daerah yang terlahir dalam bentuk kerajinan tangan rakyat Indonesia, khususnya Belitung.  Bentuk-bentuk kerajinan buah bulin lahir dari ide-ide kreatif  para pemuda yang memang telah memiliki keahlian dalam mengolah kulit buah bulin menjadi benda yang lebih menarik, unik dan tentunya memiliki nilai seni tersendiri, baik sebagai benda pakai maupun benda hias atau souvenir, juga memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi para perajin buah bulin di desa Air Selumar tersebut.

Miniatur vespa
Para perajin memanfaatkan berbagai ukuran maupun tekstur dari buah bulin dalam produk yang disesuaikan. Hal tersebut mudah dikerjakan dan tentunya memberikan hasil yang baik dan menarik sesuai dengan keinginan maupun fungsi daripada benda dimaksud agar mudah diterima oleh para penggemar barang kerajinan khususnya dari buah bulin. Hasil kerajinan tentunya tersebut memiliki aneka daya tarik baik yang bersifat natural dan etnis maupun dengan aneka corak warna serta bentuk yang menarik. Warna-warna natural yang ada dimanfaatkan sehingga menimbulkan  warna tersendiri. Sehingga kerajinan  tersebut memiliki kesan bagi orang yang melihatnya, karena bentuknya yang indah, unik, etnis namun terlihat exklusif, terlebih bentuk-bentuk kerajinan buah bulin itu masih sulit didapat di tempat lain atau di pasaran seperti souvenir yang kini menjamur di berbagai tempat penjualan barang kerajinan.
Produksi kerajinan buah bulin oleh kelompok masyarakat di Air Selumar, Sijuk, Kabupaten Belitung kiranya sebuah upaya yang perlu untuk dikembangkan lebih lanjut agar kegiatan tersebut dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat secara berkesinambungan bagi masyarakat di sekitarnya. Tentunya masih perlu adanya kerjasama dengan pihak l terkait yang dapat memberikan pembinaan hingga kegiatan tetap dapat berjalan dengan baik hingga  masa akan datang secara turun temurun.

Miniatur sepeda
Disisi lain tanaman Bulin di Gunung Paramon dan sekitarnya  yang semakin berkurang habitusnya tentu dapat dipertahankan serta dilestarikan lebih lanjut.  Sehingga keseimbangan konservasi dan pemanfaatannya dapat terjaga dengan baik. Lahan-lahan yang kosong dan terlantar dapat dikelola secara optimal dengan tanaman bulin tersebut. Dan dipihak lain masyarakat dapat bekerjasama dengan pihak terkait dalam pengelolaannya agar lingkungan dapat bertahan secara lestari bersama peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar melalui kegiatan kerajinan buah bulin. (daniel,2011)

PESONA WISATA ALAM PULAU KEMBANG

Pulau Kembang sebagai kawasan konservasi yang memiliki daya tarik alam tersendiri. Hutan mangrove yang terletak di sungai Barito, Banjarmasin, Kalimantan Selatan tersebut merupakan habitat kera ekor panjang dan bekantan tersebut kini banyak dikunjungi wisatawan. Memiliki legenda menarik sebagai wisata budaya disamping bermanfaat sebagai lokasi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
TWA Pulau Kembang
 
          Wisata Alam Pulau Kembang merupakan salah satu pulau yang berada di sungai Barito, yang terletak di Desa Alalak, Kecamatan Alalak dan Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala. Kawasan ini merupakan wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kalimantan Selatan yang berjarak sekitar 2 km dari kota Banjarmasin, dan dapat dicapai dengan menggunakan perahu motor selama 10 menit-15 menit.

Perahu motor sebagai sarana transportasi ke Pulau Kembang
       Kawasan TWA dengan luas 60 ha ditunjuk berdasarkan Sk Menhut pada tahun 1976, dan pada tahun 1992 dan tahun 1995 areal seluas 6 ha dikelola oleh pihak ketiga. Namun dalam perkembangannya kurang maksimal sehingga belum banyak menyerap wisatawan yang datang ke lokasi tersebut. Maka pada tahun 2009 BKSDA Kalimantan Selatan yang berkedudukan di Banjarbaru berupaya merubah strategi guna meningkatkan fungsi TWA sebagai lokasi wisata yang lebih menarik dan banyak dikunjungi para wisatawan baik wisatawan domestik maupun manca negara.
      Secara perlahan namun penuh kepastian BKSDA bersama pihak terkait membentuk POKJA guna meningkatkan berbagai fasilitas agar lebih menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Kembang. Pengunjung yang sebelumnya kurang dari 1000 dalam setiap bulannya, kini telah mencapai lebih dari 3000 orang dalam setiap bulannya. Tentunya sebuah langkah awal yang baik dan membuahkan hasil dalam meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Salah satu sudut daya tarik wisatawan
        Adapun potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik di Pulau Kembang antara lain adalah sebagai berikut :
POTENSI BIOTIK
        Kawasan TWA Pulau Kembang memiliki tipe ekosistem hutan mangrove, dan jenis tumbuhan yang dapat dijumpai disana antara lain jenis api-api (Avicenia marina), rimbai (Sonneratia alba), Jingah (Gluta renghas) dan panggang (Ficus rebusa).  Merupakan habitat beberapa satwa liar, seperti kera ekor panjang, Bekantan, Lutung, Ular, Elang Bondol, Elang Laut. 

Minggu, 27 Februari 2011

PESONA BENTANG ALAM GUNUNG PARAMON-BELITUNG

Dari puncak Gunung Paramun
      Belitung yang telah dikenal lama dengan hasil tambangnya yang berupa timah kini dikenal sebagai kota Laskar Pelangi. Keindahan dan daya tarik pantainya banyak menarik wisatawan  berkunjung ke Belitung yang tentunya salah satu sumber devisa dan PAD melalui bidang pariwisata.
Salah satu sudut daya tarik pantai di Belitung
       Gunung Paramon merupakan kawasan hutan produksi di Kecamatan Sijuk, Belitung memiliki daya tarik tersendiri dengan keindahan bentang alamnya. Hal tersebut tentunya merupakan kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata alam pegunungan di masa depan. Kiranya membutuhkan perjuangan yang cukup panjang dalam mewujudkannya, perlu adanya koordinasi berbagai pihak terkait secara matang dalam sebuah kebersamaan yang berkesinambungan.
Kawasan Hutan Produksi dari puncak Gunung Paramon seluas 7893 ha
      Hutan produksi Gunung Paramon memiliki potensi beberapa tanaman yang bernilai ekonomi tinggi yang kini mulai langka antara lain seperti pohon Bulin yang dikenal dengan pohon Besi, pohon Pelepak, pohon Pelawan dan pohon Selumar. Sedangkan satwa yang terdapat di hutan tersebut antara lain Kancil, Rusa, Rangkong, Ular Senduk, Kera dan lain-lain.
Potensi-potensi tersebut tentunya memerlukan penanganan khusus agar tetap lestari dalam habitatnya. Sedangkan di sekitar hutan tersebut masih banyak terdapat lahan-lahan kosong dan terlantar, yang dulunya merupakan  kawasan tambang timah dan ditinggalkan karena tidak produktif lagi.
      Masyarakat bersama kelompok pemuda yang tergabung dalam wadah Arsel Community di desa Air Selumar, Kecamatan Sijuk yang letaknya berdekatan dengan hutan tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menjadikan sebagian kawasan seluas 200 ha sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan di masa depan. Hal tersebut dilandasi dan diilhami oleh adanya Bali sebagai daerah kunjungan wisata yang maju dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Mereka pun berkeinginan menjadikan desa tersebut sebagai salah lokasi wisata dengan berbagai daya tarik yang mengandalkan dari daya tarik bentang alam hutan  produksi Gunung Paramon. Namun mereka sadar akan hal tersebut bahwasannya sulit untuk mewujudkan impiannya itu, dimana berdasarkan ketentuan yang ada kawasan produksi tidak dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata alam. Sebuah tantangan yang cukup berat bagi pemerintah daerah dan masyarakat desa Air Selumar untuk mengubah sebagian kawasan sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan yang dapat menghasilkan  serta meningkatkan pendapatan maupun kesejahteraan.
       Berbagai kegiatan dalam menangani lingkungan telah diupayakan bersama, masyarakat  bersama pemuda selaku penerus generasi melakukan reklamasi dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong bekas tambang timah dijadikan lokasi hutan rakyat (40 ha) dengan tanaman mahoni, sengon dan eucalyptus. Bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan setempat membuat kolam sebagai wisata pemancingan, sebagian pemuda memanfaatkan kulit  dari buah bulin sebagai bahan baku kerajinan serta melaksanakan pembibitan dan penanaman  pohon Bulin di hutan produksi.
Salah satu hasil kerajinan dengan bahan baku kulit buah bulin para pemuda di desa Air ASelumar
      Kawasan seluas 200 ha sebagai lokasi wisata dengan berbagai fasilitas yang tersedia guna menarik wisatawan datang ke desa Air Selumar.  Hacking hingga ke puncak gunung yang dapat menikmati keindahan bentang alam dengan hijaunya hutan produksi di sekitarnya, serta memandang hamparan perkebunan maupun gelombang pegunungan di kejauhan mata memandang. Canopy trail yang dapat dipergunakan wisatawan menikmati kesejukan dan hijaunya hutan dengan aneka flora maupun fauna yang ada, Camping area guna menarik para pecinta alam, pramuka, pelajar maupun organisasi lain bermalam dan menikmati suasana alam pegunungan yang relatif aman untuk berbagai latihan dan pendidikan tentang lingkungan.  
      Terdapat karang dan bebatuan besar yang unik dan menarik, kiranya dapat dimanfaatkan sebagai lokasi climbing bagi para penggemar akan tantangan. Lokasi out bond yang berguna untuk berbagai kegiatan dan pendidikan tentang alam dan lingkungan bagi anak-anak hingga dewasa baik kelompok maupun perorangan.  Aliran sungai maupun sumber air pegunungan yang jernih dan segar dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai arena kolam renang alami, tentunya akan semakin menarik wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut. 
Berjalan disekitar hutan merupakan salah satu refreshing yang membawa keasyikan tersendiri
     Di sekitar gunung Paramon banyak terdapat perkebunan buah-buahan maupun sawit, hal tersebut tentunya bila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata agro yang merupakan salah satu wisata yang kini banyak diminati orang. 


Lahan perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi agro wisata
        Air Selumar memiliki letak yang cukup strategis sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan terlebih gunung Paramon dan sekitarnya memiliki bentang alam yang mempesona. Sehingga potensi-potensi alam yang ada bila dikelola dapat mendukung daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke gunung Paramon dan sekitarnya.  Guna mewujudkan impian masyarakat untuk menjadikan desa tersebut seperti desa-desa di pulau Bali tentunya perlu membangun sarana dan prasarana memadai sebagai lokasi wisata yang digemari.  Upaya melalui kerja keras membenahi lingkungan agar tetap lestari dengan berbagai kegiatan memang telah dilaksanakan oleh masyarakat dan para pemudanya. Perlindungan dan pelestarian alam hutan lindung gunung Paramon dan sekitarnya memerlukan biaya yang memang tidak sedikit bersamaan waktu yang panjang disamping kuatnya tekad secara bersama dan berkesinambungan dari berbagai elemen terkait.
        Bali memang dikenal sebagai salah satu tempat berkunjungnya wisatawan dari berbagai penjuru, Sebagai  daerah wisata yang kaya akan pesona dan daya tarik yang khas sejak dahulu dan berkembang mengikuti zamannya. Masyarakat Bali juga dikenal akan kreatifitasnya yang tinggi dalam mewujudkan berbagai bentuk karya seni, baik berupa tari, lukis, ukiran maupun benda-benda souvenir lainnya secara massal di berbagai pelosok. Komunitas, organisasi hingga perorangan serentak membentuk  dengan aneka warna yang kuat dan melekat hingga membentuk sebuah kebudayaan yang memiliki kekhasan tersendiri yaitu budaya Bali. Kekuatan tersebut bertahan secara turun temurun dan berkesinambungan dalam dukungan secara bersama dari masyarakat maupun pemerintah daerah dengan segala jajarannya.
        Masyarakat Air Selumar di sekitar gunung Paramon memang memiliki keinginan yang mulia guna melestarikan alam sekitar secara berkelanjutan demi masa depan yang cemerlang bagi generasi penerusnya.  Cita-cita mewujudkan gunung Paramon dan sekitarnya sebagai kawasan wisata yang dapat memberikan berbagai lapangan kerja dan usaha, meningkatkan pendapatan dan ekonomi, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat merupakan upaya yang perlu untuk diperjuangkan bersama. Potensi-potensi budaya masyarakat sekitar agar dikembangkan dalam suatu wadah yang dapat mendukung sekaligus menambah aneka warna maupun daya tarik selaku kawasan wisata, sehingga kehadiran wisatawan merasa nyaman, aman dan membawa kesan tersendiri dengan berbagai sarana prasarana serta obyek menarik.
          Ada dua hal berbenturan yang menarik untuk diungkapkan dan diurai guna memberikan sebuah solusi yang mungkin bermanfaat bagi semuanya. Satu sisi adanya bentuk kesadaran tentang kepedulian dari masyarakat beserta kelompok pemuda dalam mempertahankan kelestarian alam sekitar, memanfaatkan lahan-lahan kosong terlantar dengan aneka kegiatan positif, juga upaya pemberdayaan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan bersama secara berkelanjutan melalui usaha pariwisata diantara hutan lindung. Sementara satu sisi yang lain adanya peraturan yang kurang sepaham dalam pengelolaan dan pengembangan akan fungsi sebuah kawasan lindung. Permasalahan tersebut memang cukup rumit oleh karena saling berbenturan satu sama lainnya antara kehendak dan peraturan. Tentunya memerlukan pemikiran lebih panjang disamping dukungan berbagai elemen yang memiliki satu tujuan dengan pengelolaan kawasan tersebut sebagai lokasi wisata.
          Berbagai jenis potensi wilayah perlu untuk didata sebagai penunjang wisata alam, terlebih budaya tradisional khas Sijuk yang dapat disuguhkan sebagai atraksi budaya masyarakat sebagai sarana menarik wistawan datang ke lokasi tersebut. Keunikan, keindahan, kekhasan maupun sarana dan prasarana memadai penting untuk diwujudkan. Informasi dan publikasi melalui media cetak serta elektronik tentang segala daya tarik bentang alam gunung Paramon kiranya perlu dilakukan agar lokasi tersebut banyak dikenal publik.


      
Salah satu sudut daya tarik alam dari puncak Gunung Paramon