Minggu, 17 April 2011

KAWASAN KONSERVASI BATU LARVA SEBAGAI LOKASI WISATA ALAM ANDALAN MASA DEPAN KINTAMANI



Bali, memang sudah tak asing lagi sebagai daerah wisata yang banyak diminati para wisatawan dalam dan luar negeri. Keindahan alamnya menakjubkan dan memiliki daya tarik tersendiri. Kintamani memiliki kawasan konservasi yang tak kalah indahnya dengan lokasi lain yang lebih dulu dikenal dan diminati pengunjung. Batu larva yang mendominasi kawasan Hutan Wisata Gunung Batur dan Bukit Payang bagai gelombag batu dengan segala keunikannya memiliki daya tarik tersendiri sebagai lokasi wisata andalan masa depan.

Panorama alam Gunung Batur
PENDAHULUAN
                Indonesia merupakan salah satu Negara yang dianugrahi dengan kekayaan dan keindahan alamnya yang tersebar di berbagai wilayah. Diantaranya terdapat dalam kawasan konservasi di seluruh Indonesia,  yang memiliki potensi sebagai industri wisata alam sangat bervariasi, tersebar dalam 535 unit dengan luas total mencapai lebih dari 28 juta ha. Secara kuantitatif di Indonesia terdapat 210 lokasi kawasan konservasi,  salah satunya di Hutan Wisata Danau Batur Bukit Payang, Bali.
                Bentang alam, dan gejala alam memang memiliki daya tarik tersendiri,  dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Potensi tersebut ada di perairan/pantai, pegunungan, dataran rendah, karst dan masih banyak lokasi lainnya yang dapat dikembangkan untuk berbagai kegiatan, baik sebagai lokasi wisata khusus maupun wisata umum.  Kawasan konservasi khas berupa lahan yang didominasi oleh bebatuan larva hasil letusan Gunung Batur  terdapat di Kintamani memiliki daya tarik tersendiri dan jarang ditemui di daerah lain. Keunikan tersebut tentunya merupakan modal dalam pengelolaan dan pegembangan selanjutnya sebagai lokasi pariwisata andalan masa depan
 Kawasan konservasi Indonesia memiliki banyak daya tarik yang belum dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Maka perlu dilakukan pengembangan sebagai lokasi pariwisata alam, tentunya dengan dukungan para pihak secara serius dan terencana dengan baik. Sehingga pengelolaan kawasan konservasi sebagai pengembangan pariwisata alam dapat memberikan andil yang diharapkan dalam sektor pariwisata di Indonesia. Selanjutnya dengan pendekatan tersendiri memberikan peluang usaha guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

Panorama Danau Batur
POTENSI KAWASAN
                Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang terletak di Desa Penelokan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Dati II Bangli, Provinsi Bali.  Berjarak sekitar 70 km dari Kota Denpasar, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 321/Kpts/Um/11/1982 tanggal 10 Nopember 1982 dengan luas kurang lebih 2075 hektar.
Sebelah barat kawasan terdapat Gunung Batur (1717 m dpl) dan dusun Yeh Mampeh, sebelah Timur terdapat Gunung Abang (2125 m dpl) dan Danau Batur, Desa Sangon, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kedisan, dan sebelah Utara dengan Desa Sangan. Keadaan topografi Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang bervariasi mulai landai pada bagian timur di sekitar danau dan jalan raya menuju Toya Bungkah, berbukit pada bagian barat menuju sisi utara Gunung Batur dan daerah yang curam sampai terjal pada sekitar pinggang Gunung Batur dengan didominasi hamparan batuan larva dan dengan ketinggian antara 1200-1717 m dpl.
 Jenis-jenis flora/tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan ini yang sebagian besar berasal dari hutan tanaman adalah jenis Akasia  (Acasia sp) Puspa (Schima noronhaea), dan sebagian kecil dari jenis tanaman Cemara (Casuarina equisetirofolia) Ampupu Eucalyptus uraphylla), Waru (Hibiscus tiliaceaus), Dapdap (Erytrima variegate). Sedangkan untuk jenis Fauna /satwa yang terdapat di kawasan ini sebanyak 30 jenis, antara lain Ayam Hutan (Gallus varius), Tekukur (Streptopelia chinensis), Terocok (Gouvier ahalis), Kacer Copsycus saularis), Musang (Paradaxurus hermoproditus), Landak (Hystrix branchura), Trenggiling (Manis javanica)  dan Tupai (Tuoaia javanica)
Sedangkan potensi wisata alam pada kawasan tersebut antara lain hutan ini memiliki udara yang sejuk dan mempunyai panorama yang sangat indah dan unik karena dari kawasan ini dapat dilihat keindahan Gunung Batur dan danaunya, daya tarik lainnya adanya budaya yang menarik dari masyarakat di Desa Terunyam. Terdapat rute pendakian ke Gunung Batur maupun tracking dan hiking, lokasi berkemah dan memancing.
Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang yang didominasi dengan hamparan batu larva dengan segala keunikannya. Bebatuan berwarna hitam kecoklat-coklatan tersebut diselingi tumbuhan alang-alang dan lumut hingga aneka tanaman perdu lainnya yang menambah keindahan panorama alam kawasan tersebut. Batuan yang berasal dari larva letusan Gunung Batur  tersebut kiranya mempunyai nilai ekonomi tersendiri. Terbukti pada dekade terkahir sering terjadi pencurian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan kurang mengerti akan arti sebuah kawasan konservasi sebagai lingkungan yang seharusnya dilindungi segala potensi yang ada di sekitarnya.
Batu-batu yang unik tersebut dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang dapat menghasilkan uang. Maka dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah Daerah TK II Bangli bekerjasama dengan BKSDA dan pihak terkait lainnya berupaya untuk menghentikan gangguan pencurian batu-batu larva tersebut. Melakukan pendekatan dan pembinaan kepada masyarakat daerah penyangga melalui berbagai kegiatan, seperti pembuatan kebun sayuran maupun buah-buahan, melaksanakan penanaman berbagai jenis tanaman kehutanan dan kegiatan lain yang sekiranya bermanfaat bagi masyarakat sekitar serta dapat memberikan perlindungan kawasa tersebut.
Dengan potensi yang ada dan dapat memberikan keuntungan ekonomi maupun lingkungan dimasa depan secara bersama dan berkelanjutan, maka lokasi tersebut diuapayakan sebagai daerah wisata alam Bali bagian Timur.

Kawasan batu larva dengan latar belakang Gunung Abang
PENGEMBANGAN SEBAGAI LOKASI WISATA ALAM
                Bali, terkenal akan keindahan alamnya dan merupakan daerah kunjungan wisata yang banyak digemari wisatawan dari berbagai wilayah. Pemerintah Daerah maupun masyarakat di Bali sejak dahulu mendukung dan berjalan secara bersama dalam pengembangan dan pengelolaan daerah sebagai lokasi wisata. Kebersamaan tersebut banyak menarik pihak lain bekerjasama guna melaksanakan bisnis dalam bidang pariwisata alam.
Kawasan konservasi batu larva di Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang memiliki potensi yang unik guna mendukung pengembangan pariwisata alam dimasa depan sebagai salah satu andalan dalam menarik wisatawan berkunjung ke kawasan tersebut pada khususnya dan Bali pada umumnya. Hal itu tentunya bermanfaat dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat sekaligus dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi Kintamani dan masyarakat guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Pendekatan dan pembinaan masyarakat daerah penyangga oleh petugas yang bekerjasama dengan tokoh masyarakat sekitar membuahkan hasil. Kesadaran secara bersama akan lingkungan  kini mulai memberikan perlindungan bebatuan yang ada  dari para pencuri. Sementara kegiatan penanaman berbagai jenis sayur dan buah-buahan memberikan keuntungan tersendiri bagi masyarakat dalam menambah pendapatan ekonomi bagi keluarganya.  Pembangunan jalan raya melewati kawasan tersebut merupakan akses yang baik dalam mendukung pariwsiata alam di sekitarnya.

Gelombang batu larva yang khas dan unik
Budaya khas masyarakat di Desa Terunyam yang telah lama dikenal turut memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan  untuk berkunjung dan menikmati keindahan alam bebatuan yang unik di sekitarnya.  Koordinasi maupun kerjasama para pihak mulai dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir. Strategi dan perencanaan berbagai pembangunan ramah lingkungan melibatkan pihak investor bidang pariwisata, antara lain pembangunan shelter-shelter sebagai tempat peristirahatan bagi wisatawan guna menikmati keunikan dan keindahan panorama alam bebatuan larva. Jalan setapak sebagai sarana tracking dan hiking bagi wisatawan yang gemar akan tantangan.  Disisi lain berbagai jenis tanaman sayur dan buah-buahan di tepian danau atau di sekitar jalan raya menambah daya tarik sebagai lokasi wisata agro diantara bebatuan larva dengan bergelombang terjal nan unik.
Batu-batu yang akrab dengan sebagian masyarakat Bali sebagai salah satu bahan seni patung maupun jenis pahat lainnya yang telah turun temurun, memberikan inspirasi tersendiri bagi pemda untuk memberikan kesempatan kepada seniman yang kental dengan keindahan dalam keahlian pahatan khas sebagai cirri budaya Bali. Sudut-sudut tertentu dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik bebatuan larva dengan aneka bentuk dan ukuran patung, tentunya tidak mengubah dan merusak keindahan beserta lingkungannya. Hal tersebut dapat memberdayakan masyarakat dengan aneka souvenir khas Bali lainnya yang memang sudah dikenal oleh wisatawan yang datang.
Kawasan konservasi batu larva memang merupakan kawasan yang jarang dijumpai di tempat lain. Untuk itu perlu dikelola dengan optimal agar bermanfaat dan dapat mendukung perekonomian daerah maupun masyarakat sekitar. Salah satu yang dapat dikembangkan dalam kawasan tersebut adalah sebagai lokasi pariwisata alam. Tapi yang berwawasan lingkungan dan dapat berlangsung secara berkelanjutan, baik untuk lingkungan itu sendiri maupun sebagai salah satu andalan devisa Negara khususnya pemerintah daerah, sekaligus peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyrakat di dalam maupun di sekitar kawasan. 
Kawasan Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang selanjutnya akan menambah keramaian dan kunjungan wisatawan dalam kawasan pariwisata di Kintamani. Ribuan hektar lahan dengan gelombang batu larva yang berbukit-bukit tersebut memberikan warna tersendiri diantara lokasi wisata alam lainnya yang telah ada. Terlebih Indonesia sedang gencarnya melaksanakan program kunjungan tahun wisata di berbagai wilayah, yang salah satunya adalah Bali sebagai daerah andalan melalui sektor pariwisata.


Batu larva Hutan Wisata Gunung Batur Bukit Payang


Jalan raya diantara lahan berbatu larva
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
-      Di Provinsi Bali terdapat kawasan konservasi yang memiliki kekhasan dan keindahan alamnya melalui dominasi batu larva. Ribuan hektar lahan dengan aneka bentuk serta ukuran batu akibat larva dari Gunung Bartur tersebut menimbulkan keunikan bagai gelombang batu yang indah. Yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi baru dan andalan pariwisata Kintamani dimasa depan.
-      Upaya Pemda dan BKSDA Bali dalam pendekatan dan pembinaan masyarakat daerah penyangga beberapa tahun terakhir dengan berbagai kegiatan, kiranya telah mengubah pola hidup yang lebih baik sekaligus kesadaran dalam memberikan perlindungan terhadap alam lingkungan di sekitarnya. Sehingga kawasan konservasi batu larva tidak lagi mendapat gangguan yang berarti dari para pencuri seperti waktu-waktu yang lalu.
-      Bersama pihak swasta berupaya menjadikan kawasan konservasi tersebut sebagai lokasi wisata alam yang khas dan banyak diminati pengunjung dari berbagai daerah.

Saran-saran
-      Perlu dibentuk Pokja dari berbagai pihak terkait dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi batu larva sebagai lokasi andalan, dan bermanfaat bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
-      Perencanaan yang matang dan berwawasan lingkungan diperlukan dalam pengelolaan sebuah kawasan konservasi sebagai pengembangan lokasi pariwisata alam.
-      Pembangunan sarana dan prasarana seperti shelter-shelter di sekitar jalan raya perlu dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan, keunikan serta kesejukan kawasan konservasi batu larva tersebut sebagai lokasi wisata alam yang mempesona dan banyak dimiati wisatawan. Selanjutnya fasilitas lain yang diperlukan sesuai rencana pengelolaan yang berwawasan lingkungan.
-      Pengembangan wisata alam tersebut kiranya perlu melibatkan masyarakat, terlebih yang potensial dalam keahlian seni pahat. Hal tersebut dapat diberdayakan dalam pembuatan berbagai jenis patung menarik di sudut-sudut tertentu guna mendukung pengembangan sekaligus daya tarik khas lokasi wisata alam batu larva tersebut.
-      Kegiatan penanaman buah-buahan dan sayuran oleh masyarakat daerah penyangga masih perlu ditingkatkan lagi. Sehingga akan lebih mampu menarik wisatawan datang ke kawasan tersebut, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat dari bidang agro wisata.  



Petugas saat santai di sekitar kawasan batu larva