Minggu, 27 Februari 2011

PESONA BENTANG ALAM GUNUNG PARAMON-BELITUNG

Dari puncak Gunung Paramun
      Belitung yang telah dikenal lama dengan hasil tambangnya yang berupa timah kini dikenal sebagai kota Laskar Pelangi. Keindahan dan daya tarik pantainya banyak menarik wisatawan  berkunjung ke Belitung yang tentunya salah satu sumber devisa dan PAD melalui bidang pariwisata.
Salah satu sudut daya tarik pantai di Belitung
       Gunung Paramon merupakan kawasan hutan produksi di Kecamatan Sijuk, Belitung memiliki daya tarik tersendiri dengan keindahan bentang alamnya. Hal tersebut tentunya merupakan kawasan yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata alam pegunungan di masa depan. Kiranya membutuhkan perjuangan yang cukup panjang dalam mewujudkannya, perlu adanya koordinasi berbagai pihak terkait secara matang dalam sebuah kebersamaan yang berkesinambungan.
Kawasan Hutan Produksi dari puncak Gunung Paramon seluas 7893 ha
      Hutan produksi Gunung Paramon memiliki potensi beberapa tanaman yang bernilai ekonomi tinggi yang kini mulai langka antara lain seperti pohon Bulin yang dikenal dengan pohon Besi, pohon Pelepak, pohon Pelawan dan pohon Selumar. Sedangkan satwa yang terdapat di hutan tersebut antara lain Kancil, Rusa, Rangkong, Ular Senduk, Kera dan lain-lain.
Potensi-potensi tersebut tentunya memerlukan penanganan khusus agar tetap lestari dalam habitatnya. Sedangkan di sekitar hutan tersebut masih banyak terdapat lahan-lahan kosong dan terlantar, yang dulunya merupakan  kawasan tambang timah dan ditinggalkan karena tidak produktif lagi.
      Masyarakat bersama kelompok pemuda yang tergabung dalam wadah Arsel Community di desa Air Selumar, Kecamatan Sijuk yang letaknya berdekatan dengan hutan tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk menjadikan sebagian kawasan seluas 200 ha sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan di masa depan. Hal tersebut dilandasi dan diilhami oleh adanya Bali sebagai daerah kunjungan wisata yang maju dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Mereka pun berkeinginan menjadikan desa tersebut sebagai salah lokasi wisata dengan berbagai daya tarik yang mengandalkan dari daya tarik bentang alam hutan  produksi Gunung Paramon. Namun mereka sadar akan hal tersebut bahwasannya sulit untuk mewujudkan impiannya itu, dimana berdasarkan ketentuan yang ada kawasan produksi tidak dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata alam. Sebuah tantangan yang cukup berat bagi pemerintah daerah dan masyarakat desa Air Selumar untuk mengubah sebagian kawasan sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan yang dapat menghasilkan  serta meningkatkan pendapatan maupun kesejahteraan.
       Berbagai kegiatan dalam menangani lingkungan telah diupayakan bersama, masyarakat  bersama pemuda selaku penerus generasi melakukan reklamasi dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong bekas tambang timah dijadikan lokasi hutan rakyat (40 ha) dengan tanaman mahoni, sengon dan eucalyptus. Bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan setempat membuat kolam sebagai wisata pemancingan, sebagian pemuda memanfaatkan kulit  dari buah bulin sebagai bahan baku kerajinan serta melaksanakan pembibitan dan penanaman  pohon Bulin di hutan produksi.
Salah satu hasil kerajinan dengan bahan baku kulit buah bulin para pemuda di desa Air ASelumar
      Kawasan seluas 200 ha sebagai lokasi wisata dengan berbagai fasilitas yang tersedia guna menarik wisatawan datang ke desa Air Selumar.  Hacking hingga ke puncak gunung yang dapat menikmati keindahan bentang alam dengan hijaunya hutan produksi di sekitarnya, serta memandang hamparan perkebunan maupun gelombang pegunungan di kejauhan mata memandang. Canopy trail yang dapat dipergunakan wisatawan menikmati kesejukan dan hijaunya hutan dengan aneka flora maupun fauna yang ada, Camping area guna menarik para pecinta alam, pramuka, pelajar maupun organisasi lain bermalam dan menikmati suasana alam pegunungan yang relatif aman untuk berbagai latihan dan pendidikan tentang lingkungan.  
      Terdapat karang dan bebatuan besar yang unik dan menarik, kiranya dapat dimanfaatkan sebagai lokasi climbing bagi para penggemar akan tantangan. Lokasi out bond yang berguna untuk berbagai kegiatan dan pendidikan tentang alam dan lingkungan bagi anak-anak hingga dewasa baik kelompok maupun perorangan.  Aliran sungai maupun sumber air pegunungan yang jernih dan segar dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai arena kolam renang alami, tentunya akan semakin menarik wisatawan untuk datang ke lokasi tersebut. 
Berjalan disekitar hutan merupakan salah satu refreshing yang membawa keasyikan tersendiri
     Di sekitar gunung Paramon banyak terdapat perkebunan buah-buahan maupun sawit, hal tersebut tentunya bila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai lokasi wisata agro yang merupakan salah satu wisata yang kini banyak diminati orang. 


Lahan perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi agro wisata
        Air Selumar memiliki letak yang cukup strategis sebagai lokasi wisata alam dan wisata pendidikan terlebih gunung Paramon dan sekitarnya memiliki bentang alam yang mempesona. Sehingga potensi-potensi alam yang ada bila dikelola dapat mendukung daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke gunung Paramon dan sekitarnya.  Guna mewujudkan impian masyarakat untuk menjadikan desa tersebut seperti desa-desa di pulau Bali tentunya perlu membangun sarana dan prasarana memadai sebagai lokasi wisata yang digemari.  Upaya melalui kerja keras membenahi lingkungan agar tetap lestari dengan berbagai kegiatan memang telah dilaksanakan oleh masyarakat dan para pemudanya. Perlindungan dan pelestarian alam hutan lindung gunung Paramon dan sekitarnya memerlukan biaya yang memang tidak sedikit bersamaan waktu yang panjang disamping kuatnya tekad secara bersama dan berkesinambungan dari berbagai elemen terkait.
        Bali memang dikenal sebagai salah satu tempat berkunjungnya wisatawan dari berbagai penjuru, Sebagai  daerah wisata yang kaya akan pesona dan daya tarik yang khas sejak dahulu dan berkembang mengikuti zamannya. Masyarakat Bali juga dikenal akan kreatifitasnya yang tinggi dalam mewujudkan berbagai bentuk karya seni, baik berupa tari, lukis, ukiran maupun benda-benda souvenir lainnya secara massal di berbagai pelosok. Komunitas, organisasi hingga perorangan serentak membentuk  dengan aneka warna yang kuat dan melekat hingga membentuk sebuah kebudayaan yang memiliki kekhasan tersendiri yaitu budaya Bali. Kekuatan tersebut bertahan secara turun temurun dan berkesinambungan dalam dukungan secara bersama dari masyarakat maupun pemerintah daerah dengan segala jajarannya.
        Masyarakat Air Selumar di sekitar gunung Paramon memang memiliki keinginan yang mulia guna melestarikan alam sekitar secara berkelanjutan demi masa depan yang cemerlang bagi generasi penerusnya.  Cita-cita mewujudkan gunung Paramon dan sekitarnya sebagai kawasan wisata yang dapat memberikan berbagai lapangan kerja dan usaha, meningkatkan pendapatan dan ekonomi, serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat merupakan upaya yang perlu untuk diperjuangkan bersama. Potensi-potensi budaya masyarakat sekitar agar dikembangkan dalam suatu wadah yang dapat mendukung sekaligus menambah aneka warna maupun daya tarik selaku kawasan wisata, sehingga kehadiran wisatawan merasa nyaman, aman dan membawa kesan tersendiri dengan berbagai sarana prasarana serta obyek menarik.
          Ada dua hal berbenturan yang menarik untuk diungkapkan dan diurai guna memberikan sebuah solusi yang mungkin bermanfaat bagi semuanya. Satu sisi adanya bentuk kesadaran tentang kepedulian dari masyarakat beserta kelompok pemuda dalam mempertahankan kelestarian alam sekitar, memanfaatkan lahan-lahan kosong terlantar dengan aneka kegiatan positif, juga upaya pemberdayaan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan bersama secara berkelanjutan melalui usaha pariwisata diantara hutan lindung. Sementara satu sisi yang lain adanya peraturan yang kurang sepaham dalam pengelolaan dan pengembangan akan fungsi sebuah kawasan lindung. Permasalahan tersebut memang cukup rumit oleh karena saling berbenturan satu sama lainnya antara kehendak dan peraturan. Tentunya memerlukan pemikiran lebih panjang disamping dukungan berbagai elemen yang memiliki satu tujuan dengan pengelolaan kawasan tersebut sebagai lokasi wisata.
          Berbagai jenis potensi wilayah perlu untuk didata sebagai penunjang wisata alam, terlebih budaya tradisional khas Sijuk yang dapat disuguhkan sebagai atraksi budaya masyarakat sebagai sarana menarik wistawan datang ke lokasi tersebut. Keunikan, keindahan, kekhasan maupun sarana dan prasarana memadai penting untuk diwujudkan. Informasi dan publikasi melalui media cetak serta elektronik tentang segala daya tarik bentang alam gunung Paramon kiranya perlu dilakukan agar lokasi tersebut banyak dikenal publik.


      
Salah satu sudut daya tarik alam dari puncak Gunung Paramon

Senin, 21 Februari 2011

POTENSI HUTAN LINDUNG GUNUNG TAJAM SEBAGAI LOKASI WISATA ALAM

Hutan Lindung Gunung Tajam, Badau-Belitung
        Belitung  dikenal akan hasil tambangnya berupa timah,  kini banyak orang menyebut  dengan kota  Laskar Pelangi. Sejak itulah Belitung banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai wilayah karena memiliki  keindahan dan daya tarik tersendiri akan wisata pantainya. Namun disisi lain Belitung juga memiliki kawasan wisata alam pegunungan yang tidak kalah menariknya, dan memang perlu untuk dikelola dan dikembangkan agar dikemudian hari juga banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan. Salah satu lokasi yang sedang diupayakan oleh pihak terkait adalah Hutan Lindung Gunung Tajam.
           Gunung Tajam terletak di Kecamatan Badau, tepatnya di desa Badau, desa Kacang Bator dan desa Air Batur Buding dengan luas kawasan 1402 ha.  Merupakan  habitat  Tarsius, yaitu  satwa  jenis kera yang terkecil dan dilindungi oleh  undang-undang.  Selain itu juga terdapat Kancil, Serindit, Murai Batu dan lain sebagainya. Tanaman yang merupakan andalan antara lain pohon Bulin, Kruing, Meranti batu, Nyatoh, Rotan dan lain-lain.
Salah satu pohon Bulin yang ada di Gunung Tajam

      Gunung Tajam yang mudah dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua berjarak sekitar 40 km atau satu jam dari kota Tanjung Pandan,  dan disepanjang jalan menuju lokasi banyak terdapat perkebunan buah-buahan yang tentunya juga memiliki potensi sebagai agro wisata.


Tarsius bancanus saltator
Burung Serindit
Penulis bersama petugas dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Belitung berjalan menelusuri hutan diantara jalan berbatu, mengamati berbagai tanaman yang ada di sekitarnya, diantara sejuknya suasana pegunungan  tak terasa sampai pada  areal kosong yang biasa  dipergunakan sebagai camping ground oleh para pecinta alam maupun pramuka.  Lokasi tersebut terletak di tepi sungai  Batu Mentas yaitu sungai yang mengalir di hutan lindung tersebut  dengan air  jernih sehingga beberapa jenis ikan terlihat begitu jelas berlarian di sekitar bebatuan dan pasir-pasir halus. Lokasi ini biasa dipergunakan sebagai arena out bond yang memang relatif aman dengan suasana yang sejuk, segar, nyaman dengan pemandangan yang indah.
Lokasi Out Bond
Sungai Batu Mentas di Hutan Lindung Gunung Tajam

      




Di sekitar sungai Batu Mentas terdapat jalan setapak  sepanjang kurang lebih 7 km yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan hicking dan tracking diantara kelebatan hutan.  Wisata minat khusus bagi wisatawan yang gemar akan tantangan alam hutan maupun pegunungan. Jalan setapak tersebut berakhir di sebuah air terjun yang indah yang dikenal dengan Air Terjun  Gurok Beraye, memiliki ketinggian sekitar 10 meter dengan air yang tidak terlalu deras namun jernih diantara bebatuan karang dan padas. Sementara dibawahnya bagai kolam dengan ikan-ikan yang mudah terlihat oleh pengunjung. Lokasi ini sering dikunjungi wisatawan terlebih dihari libur, karena letaknya mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, dan hanya 25 meter dari areal parkir. Sekitar air terjun pepohonan rindang,  hawanya sejuk dan menyegarkan, baik bagi kesehatan dan sebagai tempat refreshing bersama keluarga maupun teman-teman sambil menikmati kelebatan hutan lindung Gunung Tajam.


Air terjun Gurok Beraye

 Saat penulis bersama rombongan di lokasi air terjun

Lokasi ini juga biasa dimanfaatkan sebagai kolam renang alam oleh pengunjung yang gemar bermandi kesejukan air pegunungan yang jernih diantara pasir-pasir lembut dan bebatuan kerikil  sebagai terapi untuk menyehatkan badan secara alami.
         Wisata alam pegunungan di Belitung memang perlu banyak diinformasikan melalui berbagai media agar dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan, bahwasannya Belitung memiliki wisata alam yang tidak kalah indah serta menariknya dengan wisata pantai yang ada dan telah banyak dikenal maupun dikunjungi para wisatawan.  Alam pegunungan dan hutan memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki hawa yang segar dan sejuk disamping kesunyian yang dapat dipergunakan sebagai tempat refreshing menarik jauh dari keramaian kota namun memiliki keindahan bentang alam tersendiri yang memang banyak diminati para wisatawan domestik maupun manca negara.
       Perkebunan buah-buahan di sekitar kawasan hutan lindung Gunung Tajam tentunya memberikan warna tersendiri, dan bila dikelola dengan baik berguna sebagai lokasi wisata agro yang dapat mendukung keberadaan wisata alam di hutan lindung gunung tajam. Sehingga Kecamatan Badau memiliki lokasi wisata yang tak kalah menariknya dengan lokasi wisata di daerah lain. Sebuah wisata alam sekaligus wisata agro bagi pengunjung, yang tentunya juga bermanfaat sebagai lokasi  penelitian serta pendidikan maupun pengembangan ilmu pengetahuan. Disisi lain dapat memberikan peluang kerja dan usaha bagi masyarakat di sekitarnya guna mendukung program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
      Upaya pengembangan wisata alam di kawasan konservasi dan sekitarnya di wilayah  Badau perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah beserta pihak terkait lain.  Tentunya kerjasama dan koordinasi dari para pihak secara baik serta terpadu akan dapat meberikan jalan terbaik dalam pengelolaan yang berkelanjutan kawasan wisata alam tersebut. Sehingga fungsi-fungsi yang ada dalam kawasan konservasi dapat dipertahankan namun disisi lain dapat dimanfaatkan secara optimal, yang dapat memberikan aspek ekologis, sosial dan ekonomi bagi lingkungan di sekitarnya.
     Pengelolaan terpadu serta terorganisir secara maksimal para pihak terkait tentunya akan menghasilkan yang sesuai dengan apa yang direncanakan sehingga keseimbangan alam akan tetap terjaga. Sementara lingkungan akan berfungsi secara optimal dan memiliki warna khas dengan segala daya tariknya sebagai lokasi wisata alam, khususnya wisata alam pegunungan dan wisata agro yang dapat mendatangkan devisa bidang pariwisata bagi daerah sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.


Sudut lain Hutan Lindung Gunung Tajam

        Pengembangan wisata alam di Belitung khususnya Gunung Tajam dan sekitarnya dalam rangka  mendukung visit Indonesia years dalam  meningkatkan perekonomian melalui bidang pariwisata. Kiranya memerlukan  perencanaan yang matang, biaya, waktu, dan unsur-unsur pendukung lainnya. Penelitian dan pengumpulan data wilayah maupun potensi yang ada perlu dilaksanakan guna mendukung pengembangan lokasi wisata tersebut.  Sehingga dapat berguna sebagai bahan publikasi  yang dikemas secara baik sebagai informasi tentang potensi dan segala daya tarik yang ada  kepada publik.  Sarana dan prasarana yang memadai perlu untuk diadakan sebagai pendukung yang dapat memudahkan sekaligus memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung.
       Hutan lindung Gunung Tajam dan sekitarnya memang mudah dijangkau dan relatif cepat dicapai dari kota Tanjung Pandan sehingga memudahkan pengunjung datang ke lokasi tersebut untuk menikmati keindahan,  kesejukan dan suasana nyaman alam pegunungan.  Selain itu memiliki potensi yang baik guna pembangunan selanjutnya, dan kedepan strategis sebagai kawasan pariwisata dengan kelestarian alam berkelanjutan yang dapat mendatangkan wisatawan dari berbagai tempat, sekaligus devisa negara dan perekonomian daerah maupun masyarakat di sekitarnya. Laskar Pelangi dikemal publik dan hari esok bentang alam Gunung Tajam nan indah menjadi kenangan, mungkinkah dengan "LASKAR HIJAU"